Rabu, 25 Januari 2012

Harta Titipan, Nyawa Silihan, Pangkat Sampiran.

Tidak berlebihan kiranya jika kalimat yang tersusun dari beberapa kata di atas saya jadikan tema tulisan saya kali ini, yaa...sebuah susunan kata yang membentuk beberapa kalimat sarat makna dan sarat pesan, "Harta titipan, Nyawa silihan, Pangkat sampiran" kontras dengan keadaan pemimpin dan pejabat di negeri ini, mengapa karena menurut pandangan saya kondisi pemimpin dan pejabat kita di indonesia sudah tidak berpegang teguh pada norma - norma dan bahkan tidak semua  tahu tentang arti dan makna yang begitu dalam dari kata - kata ini.
ya, jika saja para pemimpin dan pejabat di negeri ini mau meresapi arti dan makna kalimat di atas, sudah pasti apa yang rakyat indonesia impikan selama ini "Indonesia yang maju, bebas dari kemiskinan, dan sejahtera bagi seluruh rakyat negeri ini" bisa terwujud.
sejatinya apa yang ada di dunia fana ini semua bersifat sementara, terbukti dengan pesan sarat makna ini kita semua bisa meresapi, harta titipan (karena seberapa banyakpun harta yang kita miliki semuanya tidak akan kita bawa saat ajal dan kematian menjelang), nyawa silihan / pinjaman (jika kita semua bisa memahami bahwasanya itu benar jika nyawa yang berdiam di dalam jasad kita ini adalah murni titipan Tuhan, yang jika dia berkehendak suatu saat nanti akan di ambil kembali), pangkat sampiran (pangkat, kedudukan, jabatan gelar dan lain sebagainya hanyalah sisipan dalam hidup kita, yang jika saatnya pun tiba cukup hanya di kenang, dan hanya menjadi catatan yang di tinggalkan di dunia, dan sekalipun pangkat, kedudukan dan jabatan, serta gelar yang anda miliki tinggi dan terhormat, tidak sama sekali mampu menolong atau membantu kita mendapat keringanan saat sang Khalik Tuhan yang maha Esa meminta pertanggung jawaban kita sewaktu hidup di dunia, karena setinggi apapun pangkat, gelar, dan kedudukan yang anda miliki di mata Tuhan sang pencipta,kita semua sebagai manusia ciptaaNYA sama sekali tak berbeda dan kedudukan kita semua sama)
tetapi hal ini, sulit di resapi di masa - masa sekarang, terlebih dengan kondisi pemimpin dan pejabat di negeri ini yang beramai - ramai melegalkan berbagai macam cara demi mengeruk harta sebanyak - banyaknya, dengan cara yang justru merugikan rakyat dan kaum marjinal di negeri ini, contohnya korupsi massal pejabat - pejabat di negeri ini yang semakin hari semakin kebablasan dan tak terkendali.
saya bukan menggurui tapi hanya berbagi dan lewat beberapa perenungan ternyata apa yang menjadi ketakutan akan hilangnya sebuah peradaban di satu negeri yang sudah mengabaikan perintah Agama dan melanggar segala larangan agama bisa saja menjadi kenyataan, karena jika kita bepegang teguh pada ketentuan agama (apapun agama dan keyakinan kita semua sama dan satu tujuan Tuhan YME) maka makna sebaris kalimat di atas bisa menjadi bahan perenungan kita semua, kita sudah menyimpang jauh dari nilai - nilai luhur ajaran agama dan nilai - nilai luhur budaya dan nasihat dari leluhur yang mengajarkan nilai positif dalam kehidupan, kini semua berpulang kepada nurani masing - masing oknum pejabat dan pemimpin di negeri ini untuk bisa kembali kepada ajaran dan nilai luhur Agama dan budaya Indonesia, yang tenggang rasa peduli dan bergotong royong membangun jatidiri bangsa yang kian hari kian terpuruk dalam kenistaan dan kemiskinan akibat ulah segelintir oknum pejabat dan pemimpin negeri yang korup dan tak bermoral.


Catatan Pinggir    30 Oktober 2018
Sahdan Kalahari
Untuk negeriku Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang

Terima kasih telah bersedia mengunjugi laman blog saya, dan koreksi serta tanggapan dari anda sangat saya butuhkan untuk lebih kritis dan lebih baik lagi di masa datang

Thank's

Mengenai Saya

Foto saya
salam damai dan persahabatan.